Pengertian Animasi,Tips,dan Penerapannya dalam bisnis
Pernah menonton film kartun garapan Disney dan Pixar, seperti Toy Story, Finding Nemo, dan The Lion King? Selain itu, pernahkah kamu menonton film kartun asal Jepang, seperti Doraemon, One Piece, dan My Neighbor Totoro? Film-film tersebut bisa kamu sebut sebagai hasil karya animasi.Dikutip dari Hive Studio, animasi adalah perubahan cepat dari gambar yang berurutan untuk menciptakan suatu ilusi gerakan. Secara lebih sederhana, Bloop Animation menjelaskan bahwa animasi adalah seni menghidupkan ilustrasi sebuah benda mati atau karakter. Definisi tersebut sejalan dengan asal kata animasi. Pasalnya, kata ‘animate’ berasal dari bahasa Latin ‘animare’ yang berarti menghidupkan atau mengisi dengan napas. Animasi dibuat dengan mengurutkan kumpulan gambar, kemudian ditampilkan satu per satu dengan cepat. Gambar pun akan terlihat hidup dan bergerak.Faktanya, mata manusia hanya dapat menyimpan satu gambar selama 1/16 detik, seperti ditulis Studio Binder.Maka, ketika beberapa gambar muncul secara berurutan dengan cepat, otak akan menggabungkannya menjadi suatu gambar yang bergerak. Untuk menciptakan kesan gerakan yang halus, setiap animator harus mempertimbangkan frame rate atau jumlah gambar berurutan yang ditampilkan setiap detik.Dalam film, umumnya frekuensi gambar animasi adalah 24 fps (frame per second) sehingga gerakannya terlihat sangat halus.Selain digunakan dalam film, belakangan animasi juga banyak dimanfaatkan untuk keperluan bisnis, seperti UI/UX dan periklanan.
Tipe - Tipe Animasi
1. Animasi tradisional
Animasi tradisional adalah tipe animasi yang paling tua. Pada awal munculnya animasi tradisional, animator menggambar di atas meja dengan lampu yang menerangi kertas tersebut. begitu, animator bisa melihat gambar-gambar yang telah mereka buat sebelumnya. Kemudian, animasi tradisional mulai berkembang. Animator menggambar objek di atas kerja transparan seluloid. Oleh karena itu, animasi tradisional sering juga disebut sebagai cel animation atau animasi sel. Animator harus menggambar setiap frame satu per satu untuk menghasilkan urutan animasi. Umumnya animasi tradisional dibuat dalam bentuk 2D. Contoh: Pinocchio (1940), Tarzan (1999), The Little Mermaid (1989)
2. Animasi 2D
Seperti yang telah Glints sebutkan pada poin sebelumnya, animasi tradisional umumnya dibuat dalam bentuk 2D. Namun, animasi 2D tidak terbatas pada animasi tradisional saja. Animasi 2D bisa juga dibuat dengan gambar vektor. Dengan gambar vektor, animasi jadi lebih mudah dikontrol daripada jika berbasis piksel. Animasi berbasis vektor menggunakan perhitungan matematika untuk mengubah ukuran gambar sehingga gerakannya lancar, seperti ditulis Studio Binder. Menariknya, animator bisa menggunakan karakter yang sama tanpa perlu membuatnya lagi dalam frame yang baru. Contoh: Tom and Jerry, SpongeBob SquarePants, Scooby Doo
3. Animasi 3D
Animasi 3D adalah tipe animasi yang paling banyak digunakan saat ini. Dengan bantuan software animasi 3D, animator bisa menggerakkan bagian tubuh dan mengatur posisi karakter. Meskipun terkesan lebih mudah, nyatanya proses tersebut tetap harus dilakukan per frame. Jika kamu tertarik untuk terjun ke dunia animasi 3D, kamu perlu mempelajari cara membuat karakter secara digital, memperhatikan setiap detail, dan membangun kerangka karakter agar dapat dipindahkan dan digerakkan, seperti ditulis New York Film Academy. Contoh: Kung Fu Panda (2008), Up (2009), How To Train Your Dragon (2010)
4. Motion graphic
Banyak orang menganggap bahwa motion graphic sama dengan animasi. Padahal, motion graphic merupakan bagian dari animasi. Motion graphic adalah potongan grafis digital yang digabungkan untuk menghasilkan ilusi gerakan. Tipe animasi yang satu ini menggabungkan unsur animasi dengan desain grafis. Biasanya, motion graphic banyak digunakan untuk iklan, tampilan judul film, dan credits. Adapun motion graphic kerap digabungkan dengan teks dan voice over.
5. Stop motion
Tipe animasi yang terakhir adalah stop motion. Dibandingkan tipe animasi lainnya, stop motion memang masih kalah populer. Namun, Disney dan Pixar juga kerap membuat film animasi dengan metode yang satu ini. Dikutip dari Dragonframe, stop motion adalah animasi yang diambil satu frame pada satu waktu. Objek akan dipindahkan dari satu frame ke frame berikutnya. Pergerakan objek tersebut akan menghasilkan ilusi gerakan objek. Sekilas, cara kerja stop motion memang tidak jauh berbeda dengan animasi tradisional atau flipbook.
Animasi dalam Bisnis
1. Video penjelasan
Banyak perusahaan ingin menjelaskan instruksi atau langkah penggunaan produk dan jasanya. Namun, informasi tersebut sering dianggap membosankan oleh audiens. Nah, kamu bisa memanfaatkan animasi untuk membuat video penjelasan. Masukkan poin-poin penting dari produk atau jasa yang kamu tawarkan. Kemudian, masukkan sentuhan animasi dan storytelling di dalamnya. Niscaya, videomu akan menarik dan mudah dimengerti oleh audiensmu.
2. Loading pages
Ketika membuka sebuah website, kita sering dihadapkan dengan waktu loading yang lama. Hal ini juga bisa terjadi pada audiens dan website-mu. Tidak ada audiens yang suka menatap layar kosong. Oleh karena itu, animasi adalah solusi yang tepat. Gunakan animasi untuk membuat loading pages yang menarik. Dengan loading pages tersebut, audiens bisa menunggu sembari melihat animasi yang memanjakan mata mereka. Tak hanya itu, kamu juga bisa memasukkan berbagai unsur brand-mu di dalamnya.
3. Transisi
Tampilan yang statis dalam sebuah aplikasi atau website tentu saja membosankan. Maka, kamu bisa menambahkan animasi sebagai transisi dalam berbagai keperluanmu, seperti fades, wipes, dan swipes. Hal-hal tersebut terkesan sederhana. Namun, transisi bisa memberikan efek yang menarik pada aplikasi atau website-mu.
4. Iklan
Pernah melihat billboard digital di sepanjang jalan? Nah, biasanya perusahaan juga memanfaatkan animasi dalam billboard tersebut. Billboard dengan gambar tak bergerak adalah hal yang biasa. Namun, kamu bisa menarik perhatian pengendara dengan animasi di billboard-mu. Sambil menghadapi kemacetan, mereka akan tertarik untuk melirik dan memahami pesanmu di dalam billboard tersebut.
5. Logo
Bentuk animasi dalam bisnis berikutnya adalah logo. Banyak profesional mengatakan bahwa mengubah logo perusahaan adalah hal yang vital dan harus dilakukan dengan hati-hati. Namun, menambahkan animasi pada logo adalah pengecualian, seperti ditulis 99designs. Kamu bisa memasukkan logo dengan animasi di website, iklan, atau video promosi lainnya. Jadi, audiens akan terkesima dengan logomu.
Komentar
Posting Komentar